Desa Wotawati Gunung Kidul Jogja yang unik selalu telat dapat sinar matahari tapi malam datang lebih cepat

Desa Wotawati Gunung Kidul Jogja yang unik selalu telat dapat sinar matahari tapi malam datang lebih cepat




Sudah bukan rahasia lagi bahwa Gunung Kidul memiliki pesona yang unik saat musim liburan.

Semenjak dahulu, Gunung Kidul memang dikenal dengan gudangnya wisata eksotis di Jogja.

Walau memang terbilang cukup jauh dari pusat kota Jogja, namun rasanya waktu yang ‘terbuang’ untuk sampai ke Gunung Kidul akan terbayar dengan pesona beberapa tempat wisatanya.

Tak heran bahwa setiap musim liburan tiba, Gunung Kidul selalu dipadati oleh wisatawan dari dalam maupun luar daerah yang ingin menghabiskan waktu liburan di berbagai tempat wisata di sini.

Ada banyak tempat wisata yang ada di daerah Gunung Kidul ini, namun yang paling populer tentu saja adalah pantai-pantai dengan pemandangan eksotis di daerah Gunung Kidul.

Namun, siapa sangka bahwa Gunung Kidul tidak hanya sebatas pantai ataupun tempat wisata yang menawarkan pemandangan alam yang syahdu.

Di daerah Gunung Kidul, ada satu desa unik yang memiliki fenomena unik yang mungkin hanya ada satu-satunya di Indonesia. Desa tersebut bernama Desa Wotawati.

Sekilas, tidak ada yang menonjol dari desa ini. Terletak di Padukuhan Pucung, Kecamatan Girisubo, Gunung Kidul, Desa Wotawati terlihat tak berbeda dari desa-desa lainnya.

Namun, hal yang unik di Desa Wotawati ini malah terjadi ketika matahari terbit maupun matahari terbenam. Kenapa demikian?

Ternyata, Desa Wotawati ini menjadi terkenal lantaran selalu ‘terlambat’ mendapatkan sinar matahari, dan datangnya malam di Desa Wotawati ini selalu lebih cepat.

Pasalnya, Desa Wotawati baru disinari matahari sekitar pukul 08.00, jauh lebih lambat dibandingkan wilayah lain. Namun, malam hari datang sejak pukul 16.00 hingga 16.30.

Usut punya usut, ternyata hal tersebut disebabkan oleh letak geografis dari Desa Wotawati itu sendiri. Desa ini terletak di sebuah lembah cekung yang berbatasan dengan Wonogiri, Jawa Tengah.

Lembah cekung itu sendiri dahulunya merupakan aliran sungai Bengawan Solo Purba yang memiliki muara hingga Pantai Sadeng, Gunung Kidul.

Sumber foto: Youtube